wanita justru dapat hidup lebih lama ketimbang pria. Hal ini dikarenakan dukungan dari sistem kekebalan tubuh wanita yang ternyata lebih 'kebal' dalam proses penuaan.
Dengan berbagi hidup semakin mudah dan ringan buat dijalani
Dengan tingginya angka kecelakaan yang didominasi pengendara usia produktif membuat Sat Lantas Polrestabes Semarang mengambil langkah tegas untuk antisipasi. Dua polisi disiagakan di sekolahan dan akan mengajar soal lalu lintas dan kedisiplinan.
Dari data kepolisian, pada semester pertama ada 46.820 pengendara ditilang dan 24.211 kena teguran di Kota Semarang. Sementara itu ada 486 kecelakaan dengan korban meninggal 91 jiwa. Jumlah korban meninggal atau luka ternyata didominasi usia produktif antara 16 sampai 25 tahun.
"Dominasi usia antara 16 tahun sampai 25 tahun. Itu Hasil evaluasi satu semester," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin dalam pengukuhan Sekolah Menengah Dua Polantas (SMDP)di Mapolrestabes Semarang, Kamis (21/7/2016).
Sat Lantas Polrestabes Semarang dan Dinas Pendidikan Kota Semarang kemudian melakukan kerjasama membentuk SMDP sebagai langkah aktif antisipasi pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan oleh para siswa SMA sederajat.
Dari 189 sekolah SMA, SMK, dan MA di Kota Semarang, dipilih 24 sekolah untuk langkah awal program SMDP tersebut. Menurut Dinas Pendidikan Kota Semarang, sekolah tersebut "kelebihan energi" sehingga masih terdapat banyak pelanggaran lalu lintas.
"Dari 189, yang 24 ini yang perlu prioritas. Kalau kata kepala Disdik 'kelebihan energi'. Ya banyak pelanggaran," tandas Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Catut Gatot.
Teknisnya, nanti akan ada 2 polisi lalu lintas di setiap sekolahan yang akan "berkantor" di ruang Bimbingan Konseling. Sejak pagi Polantas tersebut akan memulai kegiatan dengan mengatur lalu lintas kendaraan siswa yang akan masuk ke sekolahan.
"Pelaksanaan mulai Senin (25/7) di 24 sekolah, 1 sekolahan ada 2 Polantas. Mulai dari pagi mengatur lalu lintas yang mau masuk. Koordinasi dengan BK, nanti ada kolaborasi pihak sekolah dan SMDP," terangnya.
Saat jam pelajaran dimulai, petugas Polantas berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengisi kelas yang jam pelajarannya kosong atau dengan jadwal yang sudah ditentukan. Nantinya Polantas akan menjadi guru dan mengisi pelajaran tentang lalu lintas dan disiplin sesuai buku ajar.
"Materinya akan diatur ada safety riding, undang-undang, keselamatan berkendara. Terutama materi kelalulintasan, kelengkapan kendaraan," terang Catur.
"Nanti tidak hanya materi, tapi mendidik kedisiplinan," imbuhnya.
Ke depannya akan ada jadwal khusus untuk mengajar bagi Polantas pada program SMDP yang rencananya 1 jam pelajaran setiap hari di kelas yang berbeda-beda.
"Ini tahap awal. Selanjutnya nanti kita koordinasi dengan kepala dinas akan dijadwalkan sehari ada 1 jam pelajaran diisi petugas. Misal hari ini kelas 1A besok 1B, dan seterusnya," tegasnya.
Program itu ternyata disambut baik oleh siswa SMK salah satunya, Avan Iqbal (16). Meski ia belum diperbolehkan berkendara karena belum memiliki SIM, namun dengan datangnya polisi ke sekolahan setidaknya bisa memperingatkan dirinya dan teman-temannya soal keamanan lalu lintas.
"Ya memang harus didatangi. Karena ada siswa baru dan banyak yang ingin naik motor. Kalau kami dari siswa mungkin bisanya memperingatkan teman sendiri," ujar Avan.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengatakan program tersebut diharapkan nantinya bisa jadi muatan lokal di sekolahan. Karena tidak hanya taat lalu lintas namun juga sebagai pendidikan karakter bagi siswa.
"Jadi bisa ke hal-hal lain, misalnya kalau ada polisi di sekolahan, mereka bakal takut untuk membawa benda-benda tajam atau minuman keras misalnya. Mereka akan kembali belajar dengan lebih hebat," ujar Hevearita.